Rabu, 09 Oktober 2019

Review & Upgrade United Stellar (Sepeda Tandem)

Kira-kira sudah setahun lamanya saya melakukan “bike to work”, sudah banyak suka dan duka saya lewati... #halah..... Sukanya badan terasa lebih segar dan menambah semangat menjalani aktivitas di kantor, dukanya kalau pas hujan, kehujanan...lha iyalah...namanya juga naik sepeda...hehe...tapi anggep aja mengenang masa kecil, sepeda-an sambil hujan-hujanan, kan seneng tuh....

Saya menggunakan sepeda hybrid United Felipe H72. Apa sih sepeda hybrid?... sepeda hybrid adalah penggabungan antara sepeda balap (road bike) dan sepeda gunung (mountain bike). Sepeda menggunakan rangka dan stang sepeda gunung, serta menggunakan roda sepeda balap.

United Felipe menggunakan ban berdiameter 27 inch (700C) seukuran ban sepeda balap, ban berdiameter besar tetapi relatif tipis, membuat kayuhannya enteng banget...

Dengan ide dasar pengen olah raga bareng (bersama istri) ala “bike to work” kami pun berencana menggunakan sepeda tandem, kemudian saya pun mulai browsing ke sana-sini, mencari info di Google, Bukalapak, Tokopedia, dtt (dan temen-temennya ... :-p ). Kami pun akhirnya menjatuhkan pilihan pada “United Stellar”.

Berikut spesifikasi United Stellar:
  • Ban 26 inch (26" x 1.95), seukuran ban sepeda gunung (mountain bike). Ban yang agak tebal membuat kayuhannya sedikit lebih berat dibandingkan sepeda hybrid.
  • Rem V-Brake (belum cakram). Saya pikir sudah cukup untuk saya, yang jelas bukan atlet sepedah, V-Brake juga lebih murah perwawatannya (suku cadangnya)
  • Sprocket 6 Speed (Shimano). Sprocket adalah gear belakang, "gir tumpuk" istilah temen-temen saya waktu kecil.
  • Crank Single Speed 36T. Crank adalah gear pada pedal sepeda.
United Stellar

Pengalaman sebelumnya menggunakan sadle standar dari United untuk sepeda hybrid rasanya kurang nyaman (kurang lebar), terutama untuk bagian nganu...tau lah, pada saat membeli saya bilang:
“kalau sadle nya tidak saya ambil bisa dipotong harganya ?” 
“bisa, paling cuma 30 ribu per biji, karena saya jualnya cuman 50 ribu, jadi 2 sadle dikurangi 60 ribu”... jawab penjualnya.
Ok lah...lumayan...daripada dibeli tapi nggak kepake, seperti sadle-nya United Felipe...saya ganti dengan sadle velo plush yang lebar..

Sadle Velo Plush lebar

Pada pedal depan (crank depan), terdapat satu buah chainring (gear/gigi) dengan ukuran 36T (Teeth), sebagai informasi tambahan satuan untuk gear adalah teeth (gigi), jadi jumlah gigi yang melingkar di pinggir piringan gear, semakin banyak giginya tentu diameter gear-nya semakin besar.

Crank Depan

Pada pedal belakang (crank belakang), terdapat dua buah chainring (gear/gigi) di bagian kiri dan kanan, dengan ukuran 36T (Teeth):

Crank Belakang

Sprocket 6 speed, sprocket adalah gear belakang:

Sprocket 6 speed

Terciprat genangan air di jalan dari roda belakang tentu bukan hal yang menyenangkan, pakaian (bagian punggung) jadi kotor karenanya, untuk mencegah cipratan perlu dipasang fender/spakbor/slebor dan untuk memudahkan saat membawa barang saya menambahkan pannier/boncengan:

Fender/Spakbor dan Pannier

Posisi stang sepeda tandem ini agak rendah (mirip sepeda gunung), membuat badan harus sedikit membungkuk ke depan, kurang nyaman rasanya, agar stang lebih tinggi saya putuskan menambah fork extender yang dipasang dibawah stang. Stang jadi lebih tinggi (12 cm), lebih nyaman (kalo menurut saya).

Fork Extender

Sebelum dipasang Fork Extender

Setelah dipasang Fork Extender

Ukuran Chainring/Crank yang hanya 36T membuat laju sepeda ini terasa agak lambat, maklum sebelumnya saya pakai sepeda hybrid dengan crank 48T. Agar sepeda tandem ini bisa lebih cepat, saya putuskan crank belakang bagian kanan diganti menjadi 2 speed dengan ukuran terbesar 53T, beberapa perlengkapan harus saya siapkan, diantaranya: Crank, Shifter, Front Derailleur (FD), kabel inner shifter panjang (2,1 meter). Barang-barang tersebut saya beli secara online.

Crank, Shifter, Front Derailleur (FD), Inner Cable Shifter

Perlengkapan (komponen) tersebut dipasang di bengkel sepeda langganan saya, abang bengkelnya cukup lihai dalam memodifikasi sepeda. Ternyata Front Derailleur (FD) yang saya siapkan (beli) tidak cocok untuk dipasang pada sepeda tersebut. Abang bengkelnya bilang:
"FD nya gak bisa dipasang, space dudukannya terlalu sempit, saya ganti dengan FD bekas".
"Waduh salah beli, gak bisa dipasang, diganti FD bekas lagi" gumam saya dalam hati. Saya bilang "gak papa lah diganti bekas, daripada gak bisa dipasang".

Sebelum dipasang Crank dtt

Setelah dipasang Crank dtt

United Stellar Upgraded

Apa yang beda?
  1. Pertama kali menggunakan sepeda tandem memang perlu penyesuaian dalam hal keseimbangan, karena lebih panjang dibandingkan sepeda biasa, selain itu pedal depan harus bergerak selaras dengan pedal belakang, jadi harus kompak antara pengendara depan dan belakang.
  2. kecepatan maksimal bisa ditingkatkan setelah menggunakan crank (chainring) 53T dibandingan sebelumnya menggunakan crank 36T. Kecepatan bersepeda diperlukan saat kita akan belok kanan (di pertigaan) ataupun lurus (di perempatan) di jalan raya, untuk mengimbangi kecepatan motor/mobil di belakang kita. Pada gambar di bawah terlihat perbedaannya, tracking menggunakan aplikasi Android "Ride with GPS". Kecepatan maximal bisa meningkat dari 21,4 km/jam menjadi 28.9 km/jam. durasi waktu tempuh menurun dari 36 menit menjadi 24 menit. Tentu bisa dipahami dengan menggunakan crank (chainring) yang lebih besar, maka dengan putaran pedal (rpm pedal) yang sama akan menghasilkan putaran roda (rpm roda) yang lebih cepat.
Pebandingan menggunakan Crank 36T dan Crank 53T

Catatan:
  • Saat beli sepeda tandem United Stellar, saya pilih (harga termurah) di Bukalapak, tetapi sepeda tidak saya beli online, saya datangi tokonya (saya minta alamatnya), karena saya pengen lihat langsung barangnya.
  • Sepeda hybrid United Felipe H72, saya beli secara online (transaksi online) di Tokopedia, nota dan buku manual sepeda dikirim melalui kurir, karena no resi pengiriman harus diinput ke Tokopedia, sedangkan sepeda dikirim langsung ke rumah oleh tokonya.
  • Barang-barang lainnya (Sadle, Fender, Pannier, Fork Extender, Stander, Crank, Shifter, Front Derailleur (FD), Inner Cable Shifter) saya beli secara online.
  • Bersepeda cocok bagi kita yang punya masalah dengan sendi lutut (dengkul bahasa jawanya), karena olah raga ini tidak terlalu memberikan tekanan pada lutut.
  • Entah kapan jalur yang saya lewati ada jalur khusus sepedanya....ngarep.com.

Rabu, 22 Agustus 2018

Bike to Work (B2W) - Jakarta Indonesia

Bike to work (B2W) atau bersepeda ke tempat kerja bukanlah budaya yang memasyarakat di negara kita, jalan dipenuhi oleh sepeda motor dan mobil. Berbeda dengan tempat lain, di Amsterdam-Belanda misalnya, jalan dan parkiran kereta di sana dipenuhi oleh sepeda.

Sepeda Amsterdam
Amsterdam - Belanda

Jauh....
Jarak yang jauh, bisa saja merupakan salah satu alasan mengapa kita tidak memilih B2W, tapi lihat dulu screenshot Facebook Group (Jakarta B2W - Bike to Work) di bawah yang bisa bikin geleng-geleng kepala [1]:

Jarak Tempuh Sepeda

diantara mereka ada yang menempuh 12 km, 15 km, 20 km bahkan 32 km. Jarak 6 km atau 12 km PP untuk saya tergolong dekat. Bila ragu tidak mampu PP, bisa dicoba one way dulu...

Mixed-mode commuting adalah alternatif lain bila jarak tempuh jauh, kita bisa menggunakan sepeda lipat kemudian naik kereta (KRL), tapi tentunya saat gerbong kereta agak lengang, bisa pagi banget atau agak siang, kalau jam masuk kantornya agak siang. Sepeda lipat juga bisa dimasukkan bagasi taksi (konvensional/online) jika ada sesuatu yang menyebabkan kegiatan bersepeda terganggu (kelelahan, ban bocor, hujan, dll).

Mixed mode commuting
Mixed-mode Commuting by Ajie Artotian [2].

Lambat....
Lambat, bisa saja merupakan salah satu alasan mengapa kita tidak memilih B2W, tapi kalau kita hidup di kota besar seperti Jakarta, banyaknya lampu merah dan jalanan yang macet membuat perbedaan kecepatan antara motor dan sepeda tidak begitu signifikan, bahkan sepeda bisa diangkat saat macet parah (tidak bergerak) ... cari jalan alternatif... melewati portal atau trotoar... upps... [3] (https://bit.ly/2w7kE89 )

Rizki Kurniawan Hadi Jarak Tempuh
34,7 km/h (rata-rata) by Rizki Kurniawan Hadi [1].

Apabila kecepatan rata-ratanya saja 34,7 km/jam, tentu saja kecepatan maksimalnya lebih cepat dari itu, sebaiknya diperhitungkan waktu tempuh dan jam berangkat, agar tidak terlambat. Jarak tempuh 31,3 km.... PP jadi 62,6 km... jarak tempuh yang fantastis.

Arif Isnaeni Jarak Tempuh
Screenshot "Ride with GPS" by Arif Isnaeni

Dari data "Ride with GPS" saya di atas, kecepatan max 29,6 km/jam, kecepatan rata-rata 18,6 km/jam... Jarak tempuh 5,5 km, durasi 21 menit, sama dengan durasi saya kalau naik sepeda motor, kan gak mungkin ngebut kalau lewat jalan kampung atau jalanan yang macet.

Keringetan....
Keringat...itu satu yang dicari dari olah raga ala B2W, baju ganti sebaiknya disiapkan terutama bagi yang kerja kantoran, kan gak asik ngantor tapi bau keringet. Beberapa aktivis B2W bahkan mengenakan jersey khusus bersepeda.

Gengsi....
Gengsi, bisa saja merupakan salah satu alasan orang  enggan B2W. Apa yang kita naiki memang bisa menunjukkan kelas sosial, kan beda kalau naik motor atau mobil, apalagi motornya moge/sports atau mobilnya mewah, tapi sepeda juga ada kelasnya Bos... harga sepeda bisa berkisar 1 juta s.d 100 juta Rupiah [4].

Cuaca....
Hujan atau terik matahari bisa saja merupakan salah satu alasan mengapa kita tidak memilih B2W, tapi perlu dipahami pada jam berangkat (pagi) dan pulang (sore/malam), sinar matahari tidak akan terlalu panas. Kalau hujan bagaimana?... sebenernya sama dengan naik motor, kita bisa menggunakan jas hujan atau malah hujan-hujanan ala beberapa aktivis B2W berikut [1]:

Bike to Work Jakarta
Kehujanan atau tidak Tetep Basah (Keringetan).

Keselamatan....
Tingkat keselamatan mengendarai sepeda bisa disejajarkan dengan mengendarai motor, bahkan, kemungkinan berakibat fatal lebih tinggi pada pengendara motor [12].

Jalan Naik-Turun....
Jika kontur jalan berbukit (naik-turun), kita bisa menggunakan sepeda gunung  (Mountain Bike - MTB), sprocket gear (gigi) sepeda akan sangat membantu untuk melewati tanjakan, seperti video Youtube berikut: https://youtu.be/CRebrA8JDZM

Note:
  • Mungkin terlihat aneh, naik sepeda di jalanan yg penuh sesak oleh motor dan mobil, tapi kalau kita cermati, demi meng-olah raga-kan badan, kita melakukan hal-hal yang aneh, seperti lari tanpa tujuan (muter-muter atau di atas treadmill), mengangkat dan menarik sesuatu di fitness center, mukul-mukul bola kecil pakai tongkat (golf), mengejar dan berebut bola (sepak bola), memukul benda berbulu angsa (bulu tangkis), dll. Apalagi kalau jenis olah raga tersebut pertama kali kita lihat, semakin aneh kelihatannya. Seperti video Youtube berikut: https://youtu.be/Lsn8z-AJxFc
  • Setidaknya dengan B2W beberapa tujuan tercapai yaitu olah raga dan sampai di tempat kerja, dan efek sampingnya adalah ... ngirit .... hehehe...
  • Beberapa manfaat B2W: Menyegarkan badan, Meningkatkan suasana hati, Tubuh lebih ramping [5], Meningkatkan kekuatan otot, Merawat sendi, Menurunkan resiko penyakit [6], mengurangi polusi udara .... Secara simpel dapat dikatakan B2W adalah salah satu investasi kesehatan.
  • Bagi anda yang punya masalah dengan sendi lutut (dengkul basa jawanya), berenang dan bersepeda adalah olah raga yang dianjurkan, karena olah raga ini tidak terlalu memberikan tekanan pada lutut. Kalau tidak ingin tas membebani punggung/tulang belakang, bisa diletakkan di belakang (boncengan/pannier)
  • Ada banyak tipe/jenis sepeda, kita bisa memilih sesuai dengan kebutuhan kita [7], [8]. Kalau saya memilih menggunakan sepeda hybrid, perpaduan antara rangka sepeda gunung (Mountain Bike - MTB) dan roda sepeda balap (Road Bike), perlu diketahui, karena ban yang tipis, sepeda jenis ini tidak cocok untuk jalanan yang rusak/sedang dalam perbaikan.
Hybrid Bike Arif Isnaeni
My Hybrid Bike
  • Bila bingung memilih jenis sepeda, bisa menggunakan panduan pada referensi ini [9].
  • Jika jarak rumah ke tempat kerja jauh, sebaiknya anda latihan dulu, misalnya mencoba bersepeda di akhir pekan, dari jarak yang pendek kemudian berangsur-angsur semakin jauh.
  • Kalau jarak tempuh jauh sebaiknya sediakan air minum, agar tidak dehidrasi.
  • Jarak tempuh 6 km atau PP 12 km bagi saya memang kadang terasa kurang, untuk menambah keringat sesampainya di rumah, kadang saya memainkan Nunchaku/Ruyung ataupun bermain dengan Samsak :-) 
  • Kalau tidak ingin keringetan (gak perlu ganti baju), naiknya pelan-pelan saja (15 km/jam), kalau ingin keringetan banget ya sebaliknya.... bisa dianalogikan antara lari (keringetan) dan jalan (tidak keringetan), walaupun jarak tempuhnya sama jauhnya.
  • di Saudi, sebagian warganya olah raga (lari-lari) setelah maghrib/isya maklum siang di sana panas. Jadi jarang ada B2W disana, beberapa orang yang terlihat melakukan B2W adalah para pekerja konstruksi yang berasal dari Afrika ataupun pekerja sektor lain dari Asia Selatan.
  • Saya tidak menyarankan menggunakan sepeda yang mahal agar tambah pede, sepeda juga bisa hilang, seperti motor dan mobil. Walaupun jalan kaki, kita juga pede,  kaki adalah alat transportasi yang paling handal dan diperlukan, bisa dibayangkan kalau kita tidak punya kaki.
  • Kerugian akibat kemacetan sangatlah besar, data di Jabodetabek di tahun 2017 saja mencapai 100 Triliun [10], volume kendaraan dan volume jalan sangat tidak seimbang, itulah mengapa negara maju sangat memperhatikan transportasi umum, tentu banyak pejalan kaki dan juga pesepeda di sana.
  • Melakukan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan tentu lebih mudah dibandingkan melakukan sesuatu yang baru [11]...  kalau B2W adalah hal baru bagi anda... kata kuncinya adalah "Mulai"...jangan terlalu banyak dibayangkan/dipikirkan.... bisa-bisa malah gak jadi B2W.
  • B2W cocok buat anda yang tidak punya waktu berolah raga, bisa karena tidak sempat atau tidak mau meluangkan waktu (lebih milih aktivitas lain), ataupun alasan lain misalnya akses yang sulit ke tempat olah raga (kendala jarak, biaya, jadwal pemakaian tempat, jumlah pemain, dll).
Referensi:
[1]. Jakarta B2W - Bike to Work https://www.facebook.com/groups/90674207791/
[2]. https://www.facebook.com/groups/bike2workindonesia/permalink/10156688669617560/?__tn__=K-R
[3]. https://www.facebook.com/groups/90674207791/permalink/10156756233577792/
[4]. https://sepedaku.org/sepeda-polygon/
[5]. https://www.vemale.com/kesehatan/77277-bike-to-work-ini-alasan-mengapa-anda-harus-melakukannya.html
[6]. https://www.gentlemancode.id/read/kesehatan/Bike-to-Work-Kenapa-Enggak-Ini-6-Alasannya
[7]. https://sains.kompas.com/read/2017/05/22/112007120/sepeda.apa.yang.cocok.untuk.anda.?page=all
[8]. http://gooesinfo.blogspot.com/2016/07/jenis-sepeda-berdasarkan-kegunaanya.html
[9]. http://store-id.polygonbikes.com/panduan-memilih-sepeda.html
[10]. https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/04/093800026/kerugian-akibat-kemacetan-di-jabodetabek-capai-rp-100-triliun
[11]. https://sains.kompas.com/read/2018/06/12/203600823/berapa-lama-waktu-yang-dibutuhkan-untuk-mengubah-kebiasaan-
[12]. https://www.lewisandtompkins.com/which-is-more-dangerous-riding-a-bike-or-riding-a-motorcycle.html